Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memilih celana dalam yang tepat. Celana dalam yang tak memiliki cukup pori-pori dan tak terlalu ketat, semisal celana dalam katun. Selain itu, pemilihan pakaian luar alias celana juga harus diperhatikan. Jika Anda suka memakai celana ketat atau celana berbahan kulit, maka hal itu dapat berpengaruh pada perubahan kelembaban vagina dan memicu keputihan. Saran Boy, jangan terlalu sering atau lama memakainya.
Bagaimana penggunaan pakaian dalam berbahan satin? Menurut Boy, celana dalam berbahan satin sebaiknya tidak dipakai berhari-hari, cukup beberapa jam saja. Demikian juga dengan celana dalam g-string atau thong yang tak menutup seluruh permukaan vagina. Sehabis berolahraga atau dirasa lembab, segera ganti celana baru. "Ganti celana dalam 2 kali sehari atau, kalau sudah dirasa tak nyaman, langsung ganti," Boy mengingatkan.
Lantas, bagaimana dengan korset? Meskipun menutupi seluruh area vagina, korset sebaiknya tak dipakai sehari-hari. Jika memang terpaksa, maka sebaiknya pilih korset berbahan katun atau yang terbuka di bagian vagina (hanya menutupi paha dan perut).
1. Sesuaikan model dengan bentuk tubuh.
Jika bokong lebar dan turun, maka celana dalam model g-string jelas tidak cocok. Kulit yang tidak tertutupi celana dalam akan mengalami pergesekan. Lalu, jika perut Anda buncit dan berpinggul lebar, maka gunakan celana dalam model full figure atau maxi.
Selain bahan katun, saat ini ada inovasi terbaru dengan menggunakan beech selulosa yang memiliki daya serap 50 persen lebih tinggi dari katun walaupun dilakukan pencucian berkali-kali.
Misalnya, Anda mengenakan celana putih, hindari memakai celana dalam warna-warna mencolok sehingga tidak tembus pandang dari luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar