Kementerian Pendidikan Nasional (kemendiknas) menargetkan seluruh dosen akan mengantongi sertifikat sertifikasi pada 2014 mendatang. Kemendiknas memberikan kemudahan bagi dosen yang bersedia mengajar di daerah terpencil untuk mendapatkan sertifikasi. Rektor Universitas Negeri Surabaya (unesa) Muchlas Samani menegaskan, program tersebut akan terus dilanjutkan untuk mencapai target sertifikasi dosen empat tahun mendatang. "Jumlah dosen lebih sedikit dibandingkan guru. Kami optimis semua bisa dijalankan tepat waktu," ujarnya.
Mantan direktur ketenaga dirjen pendidikan tinggi (dikti) yang baru digantikan Supriadi Rustad Jumat(3/9) lalu itu mengungkapkan, saat ini masih ada 100 ribu dosen yang belum memiliki sertifikat sertifikasi. "Yang sudah menerima sertifikasi masih 50 ribu dosen, sisanya masih dalam proses," ujarnya.
Tahun ini, lanjut Muchlas, Dikti memberikan kesempatan kepada 12 ribu dosen dalam sertifikasi. Sementara tahun depan Dikti mengajukan 18 ribu dosen lagi untuk menambah jumlah kuota sertifikasi dosen. "Kalau bisa semakin tahun, jumlah kuota makin banyak, agar target terpenuhi,"tutur ketua II Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Jatim itu.
Tidak berbeda dengan proses percepatan sertifikasi yang diterapkan pada guru, Muchlas juga melakukan percepatan sertifikasi dosen dengan memberikan kesempatan pada dosen yang bersedia mengabdi di daerah terpencil. "Tidak seperti guru ya. Persebaran dosen tidak sampai pelosok, hanya terbatas pada kabupaten yang jarang penduduknya saja," ucapnya.
Muchlas mengungkapkan, beberapa perguruan tinggi (PT) di kabupaten/kota atau propinsi di luar pulau jawa mengeluhkan kekurangan dosen pengajar di bidang tertentu. "Mereka cenderung memilih bertugas di kota daripada di daerah yang jarang penduduknya. Apalagi di tempat yang sulit akan akses informasi," tegasnya.
Menurut Muchlas, hal tersebut terjadi di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. Perguruan tinggi di daerah tersebut masih membutuhkan dosen pengajar informatika, kedokteran, akuntansi, dan elektronika. "Jika bukan orang asli daerah itu, mereka akan berfikir kedua kali untuk mengajar dan tinggal di sana," ucap
Guru Besar Fakultas Teknik Unesa itu menegaskan, selain diberikan kesempatan untuk sertifikasi dosen yang mengajar di daerah terpencil akan diberikan insentif. Jika nantinya mereka telah mengantongi sertifikat sertifikasi, maka mereka juga akan mendapat tunjangan profesi sekaligus insentif. ?Ini untuk menarik mahasiswa agar mau mengajar di sana (daerah terpencil.red),? ungkap alumus Universitas Negeri Jakarta itu.
Kesempatan percepatan tersebut juga akan diberikan kepada dosen yang sudah 30 tahun mengabdi dengan usia sedikitnya 60 tahun. Baik dosen yang menyandang gelar sarjana maupun doktor. "Dosen senior yang sudah banyak berkiprah di dunia perkuliahan tetap akan kami berikan penghargaan," tuturnya.
http://www.jpnn.com/berita.detail-72026
Tidak ada komentar:
Posting Komentar