Jalur maut Raya Trosobo, Taman, Sidoarjo, kembali memakan korban. Sekeluarga warga Jalan Kalibokor 96, Surabaya, tewas diseruduk bus Sumber Kencono siang 13 September kemarin. Tiga korban tersebut adalah Zainul Rofiq, 28; istrinya, Ahmada Maulidiyah, 27; serta putrinya, Rofika Maratus Solihah, 3,5.
Tak banyak saksi mata yang melihat langsung peristiwa di dekat jembatan layang Trosobo itu. Hanya Mujiono, tukang tambal ban di seberang jalan, yang melihat korban sesaat sebelum kejadian. "Dia (korban) diseret bus sampai sekitar 50 meter," katanya.
Lebih lanjut dia menerangkan, tiga korban tersebut mengendari motor bernopol L 2024 RE dari arah timur (Taman) ke barat (Krian). Dua gembolan glangsing menggantung di kiri-kanan motor. Sedangkan Ahmada mencangklong tas -belakangan diketahui penuh pakaian- di bahunya dan menggendong putrinya dengan jarit.
Menjelang flyover Trosobo, motor tersebut tampak oleng karena roda depannya kempis. Tukang tambal ban berusia 47 tahun itu sempat senang karena bakal dapat order nambal ban.
Namun, tiba-tiba dari arah belakang, muncul bus PO Sumber Kencono bernopol W 7605 UN tanpa penumpang dengan kecepatan tinggi. Bus yang menuju ke garasi itu dikemudikan Gunadi, warga Dusun Besuk, RT 3, RW 1, Desa Curah Malang, Sumobito, Jombang.
Menurut Mujiono, motor yang oleng itu terserempet bus. Motor jatuh ke kiri, sedangkan tiga penumpangnya jatuh ke arah kanan sehingga terlindas roda bus. "Saya tahunya (korban) sudah berceceran di sana," katanya sembari menunjuk lokasi kecelakaan. Tragedi tersebut terjadi sekitar pukul 13.00.
Versi Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP Ahrie Sonta Nasution, ketiga korban ditabrak bus dari arah belakang sehingga tubuh mereka terpencar-pencar. "Dari keterangan para saksi demikian," katanya.
Tubuh korban terluka parah. Darah yang berceceran di jalan raya langsung diuruk pasir. Korban dibawa ke Rumah Sakit Anwar Medika, Krian. Sedangkan Gunadi diamankan polisi.
Dalam pemeriksaan polisi, Gunadi menyatakan, sebelum terlindas bus, motor lebih dulu jatuh. ''Dia (Gunadi, Red) mengaku tahu ada motor jatuh di depan busnya. Tapi, dia tak sempat mengerem karena bus melaju 90-100 km per jam,'' kata Ahri.
Padahal, lanjut dia, aturan di jalan tersebut kecepatan maksimal 60 km per jam. Bus baru direm setelah melindas ketiga korban. Gunadi pun dinyatakan sebagai tersangka.
Sore kemarin kerabat korban, Eko Pribadi dan Binti, menjenguk di kamar mayat Rumah Sakit Anwar Medika. Eko menyatakan, Zainul dan keluarga mengalami kecelakaan saat akan beranjangsana ke sanak saudara.
Pagi kemarin mereka berangkat dari Lamongan untuk mengunjungi keluarga Zainul. Menjelang siang mereka menuju Mojokerto untuk berkunjung ke keluarga Ahmada. "Mereka sempat mampir ke Surabaya, istirahat sebentar," katanya. Dalam perjalanan itulah maut menjemput mereka di Trosobo.
Zainul, menurut Eko, adalah guru mengaji di Masjid Al Khoirat, Jalan Pucang Anom I, Surabaya. Sementara itu, Ahmada merupakan guru TK Mekar Sari di Manyar Pumpungan.
jawapos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar