Kemeriahan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah, tidak terlihat sama sekali di Poznan, Polandia. Atribut hari raya Idul Fitri seperti hiasan ketupat yang banyak dijumpai di berbagai sudut jalan atau pusat perbelanjaan di Indonesia, tidak ada di Poznan. Warga Poznan, kotaterbesar kelima di Polandia ni, juga tetap bekerja seperti biasa pada sepanjang Jumat (10/9) ini.
Namun, sejumlah anggota delegasi Indonesia dan negara lain yang beragama Islam dan sedang mengikuti Pertemuan Keempat Para Menteri Kebudayaan Asia dan Eropa (Asia-Europa Culture Minister Meeting) di kota itu, kesulitan menemukannya.
Meski demikian, suasana Lebaran tetap diusahakan terasa di acara yang dihadiri perwakilan dari sekitar 40 negara itu.
Di lantai sembilan Hotel IBB Andersia, tempat berlangsungnya acara, pada Kamis kemarin, delegasi dari Brunei mengundang delegasi dari Indonesia dan sejumlah negara lain untuk merayakan Lebaran bersama.
"Inilah resiko tugas dari tugas yang harus dihadapi dengan ikhlas," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Wardiyatmo, yang memimpin delegasi Indonesia di acara itu.
Meski tidak ada suasana Lebaran dari sekitar 40 juta penduduk Polandia, kurang lebih hanya 25.000 orang yang beragama Islam, toleransi di bekas negara komunis itu amat tinggi.
Masjid ada di sejumlah kota lain di negara itu seperti Warsawa, Bialystok, Krakow, dan Wroclaw. Masjid ini, umumnya dikelola oleh warga muslim keturunan Tartar di negara itu, yang jumlahnya sekitar 3.000-5.000 orang.
Menteri Luar Negeri Polandia, pada Rabu lalu bahkan mengundang sejumlah duta besar negara-negara Islam yang ada di negaranya, untuk berbuka puasa bersama.
Saat itu, perwakilan Indonesia yang hadir adalah Budiman Gultom, kuasa usaha sementara Kedutaan Besar Indonesia di Polandia.
Di Polandia, setiap bulan Januari ada hari Islam di gereja Katolik (The Day of Islam in Catholic Church).
"Di hari itu, kami sering diundang oleh Gereja Katolik di Warsawa untuk menceritakan tentang indahnya toleransi beragama di Indonesia dan menunjukkan bahwa Islam adalah agama pembawa perdamaian," kata Timoer Poerwonggo, sekretaris pertama Kedutaan Besar Indonesia di Polandia.
kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar