Apa sebenarnya penyebab penyerbuan massa ke perkampungan jemaah Ahmadiyah di Ciampea, Kabupaten Bogor? Wartawan Kompas.com Fikria Hidayat, yang pada Sabtu (2/10/2010) dini hari ini berada di lokasi kejadian, mengungkapkan kronologi kejadian ini berdasarkan pengakuan saksi mata Mubariq.
Jumat (1/10/2010)
Sekitar pukul 18.00: Jemaah Ahmadiyah mendapat informasi bahwa permukiman mereka akan diserang massa. Mereka berkumpul di dalam masjid membahas isu ini.
Pukul 19.15: Setelah isya, datang sebanyak 25 orang yang melempari rumah dan masjid jemaah Ahmadiyah sambil berteriak "Allahu Akbar". Mereka berusaha memprovokasi jemaah Ahmadiyah, tetapi warga Ahmadiyah memilih mengalah dan berkumpul di rumah ketua RW. Namun di luar, malah ada isu penusukan.
Pukul 20.30: Setelah itu, datang massa gelombang kedua dengan jumlah yang lebih banyak. Mereka langsung membakar rumah, masjid, mobil, dan sepeda motor milik warga Ahmadiyah. Aksi perusakan ini terjadi sekitar 40 menit. Mobil yang dibakar di tepi jalan sebelumnya dikeluarkan secara paksa dari garasi rumah. Rongsokan mobil teronggok di dalam selokan. Beberapa sepeda motor diambil paksa dari teras rumah warga dan dibakar di jalan. Aparat keamanan saat itu tak bisa masuk karena terhadang oleh massa, sedangkan jalan menuju kampung sangat sempit. Setelah aparat keamanan menerobos masuk, menggiring massa untuk bubar melalui pengeras suara, akhirnya situasi mulai reda.
Pukul 21.30: Warga Ahmadiyah mulai kembali ke rumah mereka dan melakukan kegiatan bersih-bersih. Mereka berani kembali ke rumah karena aparat keamanan terdiri dari anggota Polri dan TNI bersenjata lengkap, menjaga perkampungan mereka.
Sabtu (2/10/10): Perkampungan Ahmadiyah masih dijaga ketat oleh aparat keamanan. Kapolda Jawa Barat Irjen Sutarman yang meninjau lokasi kejadian mengatakan, pemicu kerusuhan ini adalah isu penusukan, selain persoalan tahun lalu yang masih membara. Kejadian ini bukan yang pertama karena sebelumnya juga terjadi pembakaran masjid Ahmadiyah.
Jemaah Ahmadiyah, Mubariq, warga RW 05 Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, mengatakan, jemaah Ahmadiyah tidak melakukan perlawanan. Mereka berharap pemerintah membantu memberikan solusi dengan jalan dialog. Hubungan jemaah Ahmadiyah yang jumlahnya sekitar 500 orang dengan masyarakat setempat sebetulnya baik. Mubariq menyatakan, tidak ada warga Ahmadiyah yang melakukan penusukan terhadap warga lainnya. Ia tidak tahu siapa pelaku dan korban penusukan.
Mubarig memperkirakan persoalan rencana renovasi masjid Ahmadiyah menjadi salah satu penyebab tindakan anarki massa yang anti-Ahmadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar