loading...

Alasan Kenapa Banyak WNI Yang Berobat Ke Singapura

Tidak diduga hampir 50 persen pasien rawat inap di RS Mount Elizabeth dan RS Gleneagles di Singapura, adalah warga Indonesia. Bahkan di RS Mountli, sebutan Mount Elizabeth, ada ‘desk resepsionis’ yang petugasnya perawat Indonesia.


Perawat Indonesia ini bertugas menghandel pasien dari Indonesia yang baru pertama kali masuk, baik itu untuk konsultasi dokter, cek rutin atau hendak rawat inap.Kenapa banyak orang Indonesia yang justru memilih berobat di sana ketimbang di Indonesia?

Dahlia Sardjono, dari Idea Marcomms, yang mengantar sejumlah wartawan Indonesia berkunjung ke dua rumah sakit itu mengaku jika alasan utama adalah peralatan canggih dan kesabaran paramedis dalam merawat dan melayani pasiennya. “Bahasa bukan halangan, karena dokter dan perawatnya masih bisa pakai bahasa Melayu,” ujar Dahlia.

Memang, bila dilihat dari peralatan medis yang ada, kedua rumah sakit itu layak menjadi favorit masyarakat kelas atas Indonesia. Ruangannya tampak bersih, selasarnya mirip hotel, dan sama sekali tidak tercium bau obat meski kita berada di dalam kamar.

PET CT Scan
Yang menarik dari kedua rumah sakit itu, termasuk RS East Shor, sama-sama masuk jaringan Park Cancer Centre (PCC). Saat ini, PCC yang dikelola Parkway Group Healthcare, tengah gencar-gencarnya mempromosikan diri sebagai rumah sakit yang secara khusus menyediakan tim medis lengkap dengan peralatannya untuk pasien dengan penyakit kanker.
Stella Tan, bagian pemasaran eksklusif PCC mengatakan, saat ini PCC memiliki 400 orang dokter, 35 di antaranya dokter spesialis. Satu diantara dokter spesialis itu, berasal dari Indonesia yaitu DR Lukman Wijaya. “Bila Anda dirawat di PCC, bisa saja ditangani oleh sembilan orang dokter dari berbagai spesialis yang berbeda,” tegas Stella.
Para dokter itu, akan mengurusi setiap penyakit pasien secara private. Dimana pada akhirnya, penyakit-penyakit itu akan bermuara pada penyakit yang menyebabkan pasien harus dirawat inap.

Tomotheraphy
Selain tenaga medis yang sangat mumpuni, tambah Stella, PCC juga menyediakan semua alat medis canggih. Di antaranya adalah Tomo Therapy. Alat ini lebih modern dibanding alat sejenis tipe sebelumnya. Dengan alat ini, pasien sudah bisa menikmati penyinaran secara menyeluruh dan mendetail di sekujur tubuhnya.
Alat canggih lainnya yang disediakan rumah sakit kelompok PCC, menurut Stella, adalah PET CT-Scan. Alat ini jauh lebih canggih dan akurat, dibanding alat sebelumnya yang sudah dikenal yaitu CT-Scan. “Kita pemakai nomor dua setelah Jepang untuk tingkat Asia. Untuk kelas dunia, PCC masuk urutan kesembilan pemakai PET CT-Scan,” tambah cewek bertubuh mulus ini.

Tidak cukup itu, PCC kini juga mengembangkan jaringan dengan system jemput bola. Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah membuka sejumlah outlet di kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang termasuk di Wisma BII Jl Pemuda Surabaya.

Di outlet ini, calon pasien bisa sekadar konsultasi. Namun bila berminat untuk cek-up secara utuh, maka petugas outlet inilah yang akan mengatur perjalanan termasuk untuk mendapatkan kamar, dan calon dokter yang merawatnya selama rawat inap di Singapura. “Kita sangat berkepentingan dengan outlet itu, sebab hampir separuh pasien kita berasal dari Indonesia,” ujarnya.

Menurut Stella, rumah sakit favorit warga Indonesia adalah Gleneagles. Di sini, tersedia tiga kamar kelas sweat, kelas eksklusif dan delapan kamar deluxe. Harga kamar tiap malam berbeda, untuk kelas Swett harganya Rp 30 juta/malam. “Yang menginap di kamar ini setingkat kepala negara, terakhir dipakai Sultan Hasanah Bolkiah dari Brunai,” tambah Stella. Sedangkan kamar eksklusif 900 dolar Singapura, sedangkan yang deluxe cuma 760 dolar Singapura. (yc/forum.vibizportal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar