Sebanyak 13 mahasiswi Akademi Kebidanan Yayasan Haji Soeheily Qary, Merangin, dan dua orang bidan, keracunan. Peristiwa itu terjadi saat mereka mengikuti Musyawarah Cabang (Muscab) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Merangin, dan seminar kebidanan, Rabu (8/12) lalu, sekitar pukul 09.00. Di sela kegiatan, usai memakan makanan yang dipesan dari Royal Bakery Bangko, mereka merasa sakit perut, pusing, mual, dan muntah.
Akhirnya, mereka pun dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Adbunjani Bangko, sekitar pukul 11.30. Mahasiswi yang keracunan, antara lain Nuliyana (18), Anggi (17), Shinta (18), Srinanti (19), Fitrianti (19), Eka Sriyanti (18), Dwi Sundari (18). Kemudian Erlita (18), Eka Sefta (18), Ida Mariana (18), Lina Pernusi (18), Oning Derista (18), dan Marini (23). Sementara dua bidan adalah Febrina (35), dan Siti Hadijah (27).
Hingga kemarin (10/12), 15 korban itu masih tergolek lemah di rumah sakit. Salah seorang korban, Shinta warga Tambang Emas, Kecamatan Pamenang Selatan, mengatakan bahwa sebelum kejadian dia dan rekan-rekannya mengikuti Muscab IBI dan seminar kebidanan, di hall badminton depan Lapangan KONI Bangko.
Di sela kegiatan, panitia pelaksana seminar di bawah pimpinan Era Zora, menyuguhkan snack kotak dari Royal Bakery, Cabang Bangko. "Tak lama setelah saya memakan makanan kotak yang berisi risol, onde-onde, dan lepat, kepala saya pusing. Perut mual, dan muntah mendadak," kata Shinta, kemarin. Dia sendiri sadar, saat dibawa ke RSD Adbunjani Bangko.
Sementara itu, orang tua Shinta bernama Rahma (35), baru tahu kejadian itu sore setelah kejadian. "Yang telepon saya (Rahma, Red), justru teman Shinta. Bukan Yayasan Akbid," katanya, resah.
Menurutnya, hingga kini dia yang menanggung biaya pengobatan anaknya itu. Sementara itu, Yuli selaku pengawas makanan Royal Bakery Bangko, ketika dikonfirmasi mengatakan saat kegiatan pihak IBI memesan 400 kotak snack.
"Namun jika dikatakan mahasiswi keracunan lantaran makanan Royal Bakery, hal tersebut tidak benar. Sebelum berbagai produk makanan kita pasarkan, semua makanan kita cicip terlebih dahulu. Itu langsung saya lakukan. Sampai saat ini, saya tidak apa apa toh. Bisa saja kan, dari makanan lain yang mungkin dipesan panitia," katanya.
Meski ketua panitia Era Zora belum berhasil dikonfirmasi, namun Peltu Kadinkes Merangin Solahuddin, mengaku pihaknya sudah mengambil langkah pengamatan Epidemiologi. "Sampel makanan yang diduga membuat para mahasiswi keracunan, sudah kita kirim ke Lab BPPOM Jambi," katanya.
Sejauh ini, pihaknya belum dapat memastikan dugaan kuat para mahasiswa tersebut keracunan. "Memang dugaannya dari makanan. Tapi makanan yang mana, kan belum kita pastikan," tandasnya.
Terpisah, Handayani selaku pemilik Yayasan Haji Soeheily Qary, yang juga anggota DPRD Provinsi Jambi ketika dikonfirmasi, mengaku tidak tahu. "Wah saya tidak tahu kabar itu. Justru saya baru tahu dari Anda. Akan segera saya cek keberadaan mahasiswi tersebut," singkatnya. (jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar