loading...

Penanganan Bencana Merapi Pasca Penurunan Radius Bahaya Di Sleman

Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Sabtu (21/11) menyelenggarakan konferensi pers yang menghadirkan nara sumber Komandan Tanggap Darurat Bencana Merapi Kabupaten Sleman, Ir. Widi Sutikno, M.Si. Keseharian beliau menjabat sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman. 
 
Widi Sutikno menjelaskan bahwa radius berbahaya untuk Kabupaten Sleman, sebelah Barat Kali Boyong 10 km, sedangkan sebelah Timur Boyor 15 km. Kondisi ini berpengaruh terhadap pergerakan pengungsi yang berada di TPS (tempat penampungan sementara) yang tersebar di beberapa titik. 

Terkait dengan perubahan radius zona bahaya, Bupati Sleman mengharapkan pengungsi yang berada di wilayah administrasinya dan berada di wilayah aman untuk kembali ke  tempat tinggal mereka. ";;Harapan kami kepengen masyarakat di Sleman bisa dikelola sendiri, kami elus-elus sendiri (ungkapan bapak ke anaknya) supaya mereka aman” jelas Widi Sutikno.  Pengungsi yang berada di sebagian wilayahTuri dan Pakem sudah bergerak ke barak pengungsi lama.  Di Kecamatan Turi, ada dua desa, antara lain Desa Wonokerta dan Desa Girikerto yang sudah digunakan sebagai pusat barak pengungsi di Kecamatan Turi. Pemusatan pengungsi di daerah itu dilatarbelakangi keberadaan beberapa desa di kecamatan ini yang belum dapat dimasuki karena masih dalam radius bahaya. 

Selama ini Pemerintah Kabupaten Sleman selalu berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk perkembangan Gunung Merapi dan juga rekomendasi terkait pergerakan pengungsi. Memang yang paling parah di wilayah Cangkringan tempat terjangan awan panas dan lahar panas. Dan sebagian besar masyarakat di wilayah ini masih mengungsi.  


 Dampak letusan telah mematikan perekonomian kabupaten. Oleh karena itu, kami ingin sekali menghidupkan kembali perekonomian lokal di sini. Ada beberapa warung dan kios sudah mulai buka dalam beberapa hari ini. Kami sudah memikirkan untuk mengembangkan perekonomian kabupaten, sebagai contohnya lava tour seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2006. Lava tour dapat dilakukan dengan catatan status Merapi yang sudah aman nantinya. Di samping itu, kita juga menghimbau masyarakat yang memilki usaha mikro dan berada di wilayah zona aman untuk segera dibuka. Bantuan penguatan modal kepada masyarakat/ kelompok mungkin akan didesain bagi mereka. Kami baru kaji sistem dan pola untuk pemulihan ekonomi lokal. 

Mengenai shelter, Kabupaten Sleman akan membangun shelter atau huntara minggu depan. Prioritas huntara diutamakan untuk keluarga yang rumahnya tidak dapat dihuni lagi. Sebelum pelaksanaan huntara, Pemerintah Kabupaten Sleman membuat site plan untuk hunian sementara. Pemerintah Kabupaten bekerja sama dengan UGM dalam pembuatan site plan yang nantinya akan dilanjutkan dengan land clearing. Sekali kali, Widi Sutikno menekankan terkait rencana huntara ini, “Shelter yang kita bangun itu adalah shelter yang kita spesialkan bagi masyarakat yang rumahnya tidak bisa dihuni lagi”.

sumber : http://bnpb.go.id/irw/berita.asp?id=182

Tidak ada komentar:

Posting Komentar