Bagi Mourinho, Barca merupakan bagian dalam sejarah manis kariernya sebelum melatih klub-klub besar Eropa. Ceritanya menjadi lain ketika pelatih asal Portugal itu mulai melatih dan meraih sukses bersama Porto, Chelsea, Inter Milan.
Di dua klub terakhir itu, Mourinho selalu mematahkan perjalanan Barca di Liga Champions. Ini kemudian membuat Barcelonistas, pendukung Barca, membencinya. Apalagi, Mourinho selalu membubuhi rivalitasnya dengan omongan-omongan tak sedap.
"Suporter di Camp Nou tidak akan pernah memaafkan saya karena menggagalkan peluang mereka memenangi Liga Champions di Santiago Bernabeu (musim lalu). Saya orang yang tak diterima oleh Barcelonistas, jadi saya akan mendapat sambutan permusuhan," kata Mourinho dalam wawancaranya dengan Fifa.com.
Mourinho menegaskan, ia tidak menghiraukan perlakuan pendukung Barcelona itu. Hasil apa pun di Camp Nou, katanya, tidak akan menentukan siapa yang akan merajai Liga Divisi Primera musim ini. Laga tersebut hanyalah laga biasa dan masih ada pertandingan-pertandingan lain yang harus dijalani dengan penuh konsentrasi.
"Saya ke sana untuk bermain sepak bola, itu saja. Seperti selalu saya bilang, jika kami menang pada Senin, berikutnya hari Selasa. Kalau kami kalah pada Senin, berikutnya Selasa. Itulah mengapa kami harus bekerja keras dan menikmati diri kami sendiri, apa pun yang terjadi," jelas pelatih asal Portugal tersebut.
Mourinho seolah tak merasa terganggu dengan hal itu. Ia menganggap hal itu sudah lumrah terjadi di sepak bola. Inilah daya tarik sepak bola karena hal itu akan memanaskan persaingan.
Duel "el clasico" nanti tidak hanya menjadi pertarungan martabat kedua klub, tapi juga akan memperlihatkan panasnya persaingan antara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Setiap kali melawan Blaugrana, Mourinho selalu bisa meredam ketajaman Messi. Hingga kini, pemain Argentina itu tidak pernah membobol gawang klub yang dilatih oleh Mourinho.
bola.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar